Saat ku tercari-cari cahaya hidupKu
lihat sinar menyuluh dari permukaan
Lantas ku gagahi tangan mencapainya
Namun ku bingung
Makin ku gapai, makin ku tenggelam
Terusku dihanyut semakin jauh
Oleh derasnya arus hidup dunia yang fana
Sinar dambaan makin kabur dipisah jarak
Makin payah untuk dimiliki
Hanya melambai-lambai tanpa simpati
Hati gusar bercampur pilu
Menjerit-jerit minta diselamatkan
Namun saat pandangan mulai gelap
Nafas makin sesak di dasar lautan hidup
Dan jiwa mulai merintih kata putus asa
Ku terasa tangan ditarik lembut
Lantas bibir kering mengukir senyum
Bahagia kerana masih ada yang mendengarkan
Tatkala itu juaCinta mulai berputik
Pada Sang Dia yang memberiku nafas baru
Tapi hampa bertandang saat mata hati dibuka
Kerana tiada kelihatan Sang Dia di hadapan
Untuk memimpin ku menyusuri tebing dunia yang curam
Butir-butir jernih mula menghujani pipi
Bimbang diri terjatuh dan dihanyut lagi
Oleh ganasnya gelora hidup
Namun saat itu jua kudengari
Bisikan memujuk diriMemberitahu Sang Dia dekat di hati
Akan sentiasa mengawal serta mengawasi
Apabila ku mula terleka
Dibuai kejamnya bayu dunia
Jua menyuruh hatiku yang merindu agar bersabar
Menunggu waktu ditetapkan
Tatkala hijab antara aku dan Sang Dia dibuka
Kini baru diri mengerti
Cahaya yang dicari selama ini
Amat dekat denganku..terlampau dekat
Ianya ada di sudut sukmaku
Tidak pernah menjauh walau sedetik
Kerana cahaya hidupku itu adalah Sang DiaDan baru ku sedari
Cahaya yang menyinari dan cuba ku gapai awalnya
Cumalah dari sinar sang mentari duniawi
Yang hanya setia mengiringi diri di siang hari
Tetapi pasti hilang di sore hariWahai Sang Dia
Hatiku telau Engkau curi dengan kerelaanku
Menetaplah Engkau di sana menemani setiap denyut nafasku
Agar bisa menjadi penghalangBila hati mendambakan kejahatan
Agar diri selalu merindu dan takutkanMu
Tatkala mengimbas dosa kerana mengejar sinar sang mentari
Agar ketenangan sentiasa milikku
Kerana hanya dengan mengingatiMu ketenangan akan mendekatiku
YA ALLAH...
No comments:
Post a Comment